|
Disadari
atau tidak setiap orang didunia ini ingin punya nasib yang beruntung. Karena
menginginkan nasib yang beruntung maka setiap orang penuh dengan semangat
mengambil segala pekerjaan yang memungkinkan nasibnya jadi beruntung. Beberapa orang yang ada disekitar kita ada yang benar-benar beruntung. Segala usaha
yang mereka lakukan menuai sukses dan nasibnya benar-benar beruntung.
Tetapi ada
pula diantara kita yang sudah mati-matian mengambil pekerjaan bahkan segala
cara sudah ditempuh nasibnya bukannya
beruntung malah buntung
terkatung-katung. Begitulah fakta dilapangan ada orang beruntung dan ada orang yang apes.
Bagi orang yang
apes jangan putus asa, keberuntungan itu tidak akan datang dengan sendirinya.
Justru keberuntungan tersebut harus diburu dan diburu. Selama hayat dikandung
badan keberuntungan tersebut tak henti-hentinya untuk diburu.. dengan penuh
semangat jika tidak hari ini esok atau lusa keberuntungan bisa berpihak pada
diri anda.
Burung Berkicau
|
|
“Mau Buru
keberuntungan?, berzikir lo caranya agar untung”
Jadi pelajaran
yang dapat diambil dari makna burung berkicau diatas kalau mau memburu keberuntungan seseorang
harus rajin berzikir. Berzikir itu artinya ingat nama Tuhan berulang-ulang setiap
hari. Berzikir atau ingat nama Tuhan berulang-ulang itulah caranya agar untung
atau nasib beruntung. Nama Tuhan boleh pula dinyanyikan dengan merdu
Dari pelajaran
memburu keberuntungan yang diambil dari makna burung berkicau diatas, Seseorang
harus menyadari Tuhanlah sumber keberuntungan. Jika mau buru keberuntungan
rubah kebiasaan hidup. Kebiasaan dulu bangun pagi langsung kerja kalau ingin
buru keberuntungan berzikir dulu baru kerja seperti burung berkicau dulu baru mengambil
pekerjaan.
Karenanya
Tuhanlah terlebih dahulu diingat sesudah itu baru bekerja. Rahmat Tuhan atau
kasih Tuhan diincar baru kerja. Jika seseorang melupakan Tuhan dan hanya
bekerja melulu bisa saja Tuhan berkehendak lain. Karena itu jika nasib malang
coba berZikir seperti burung-burung berkicau dipagi hari atau disore harinya
dan nyanyikan pula lagu-lagu rohani dengan merdu. Mudah-mudahan nasib jadi
beruntung laksana burung bisa terbang
melambung membubung tinggi mendobrak mendung.
Kedis Nguci
Dalam bahasa
Bali burung disebut KEDIS dan berkicau
disebut NGUCI. Kata kedis punya pelajaran
sesuai dengan kepanjangan kata Kedis iaitu “kedisiplinan
Sembahyang/salat” dan kata Nguci kepanjangannya “Ngucapang mantra suci” artinya
mengucapkan lapal suci. Bila pelajaran yang terdapat pada kata kedis dan nguci
dihubungkan dengan pelajaran kata burung diatas akan diperoleh petunjuk untuk
memburu keberuntungan iaitu”
“Mau buru keberuntungan? Ingat kedisiplinan
sembahyang dan berzikir caranya agar beruntung
atau mengucapkan lapal suci berulang-ulang”
Jadi pelajaran
yang terdapat pada burung atau kedis untuk memburu keberuntungan intinya
mengajak umat kembali kejalan agama. Entah apa agama yang dipeluk semua akan
memberi keberuntungan bila dijalani.
Selanjutnya bila seseorang beragama mengikuti gaya burung tersebut itu berarti seseorang sedang memburu
keberuntungannya. Bila seseorang dengan tekun memburu keberuntungan maka Tuhan
bila waktunya akan memberikan
kebruntungan pada umatnya... karenanya bila ingin beruntung burulah
keberuntungan tersebut sesuai jalur agama.....
PAHALA TERBANG..
|
1. Terasa
ringan mengambang badannya. Hal ini dapat dijelaskan melalui berzikir yang
banyak (300x, 500x -1000x) perlahan-lahan tubuh terasa agak ringan dan badan
bagaikan mengambang. Bagi orang yang tubuhnya terasa berat digerakkan coba saja
ucapkan nama Tuhan sebanyak-banyaknya maka rasa berat dan malas akan jadi
berkurang.
2. Terampil,
mengembang. Hal ini dijelaskan lewat tekun berzikir akan membuat keterampilan jadi mengembang dari
dalam diri atau dalam mengambil pekerjaan jadi lebih terampil perlahan-lahan.
Dalam
bahasa Bali kata terbang disebut dengan
nama mekeber. Kata menkeber kepanjangannya “mekerane berubah” artinya
menyebabkan berubah. Dalam hal ini disiplin sembahyang atau salat disertai
berzikir atau mengucapkan nama Tuhan berulang-ulang itu yang menyebabkan ada
perobahan dalam diri. Perobahan tersebut sesuai dengan kepanjangan kata terbang
diatas...
Makna Sayap
Seperti burung
bisa terbang karena ada sayap, sekiranya agar seseorang memperoleh pahala
seperti yang ditunjukkan oleh kata terbang diatas, seseorang harus memiliki
pengertian yang ditunjukkan oleh kepanjangan kata sayap iaitu “Sabar, yakin ada
pahalanya”. Jadi dalam beriman kuncinya harus sabar dan yakin dengan ajaran
agama. Dengan bermodal sabar dan yakin itu yang membuat seseorang mendapat
pahala. Pahala yang mendasar sudah
diterangkan diatas dan pahala lainnya akan menyusul.Dengan pahala kebajikan yang banyak membuat hidup beruntung bagai burung bisa mengepakkan sayap. dalam hal ini karena beruntung hidup bisa mengembangkan usaha. jadi pahala atau rahmat Tuhan yang membuat hidup bisa beruntung, mengembang.
Dalam bahasa
Bali sayap disebut dengan nama Kampid. Kata kampid kepanjangannya “kanggoang
mantrane pagehin, ingetang darmane artinya “biarlah mantra ditekuni, dan
ingatlah kebajikan. Jadi agar bisa berubah mantra atau lapal suci ditekuni atau
diucapkan berulang-ulang dan intinya ingatlah kebajikan...intinya darma atau
kebajikan itu yang membuat orang jadi beruntung selamanya. Darma itu ditopang
dengan beragama gaya burung.
kampid juga bisa dipanjangkan menjadi "kambang mepindah" artinya terapung berpindah. Dalam hal ini pahala dari sembahyang dan mengucapkan nama Tuhan berkali kali atau berzikir itu membuat fisik terasa ringan mengambang sehingga lebih mudah digerakkan/ dipindah-pindahkan. Fisik terasa ringan atau mengambang dan mudah dipindahkan juga merupakan salah satu keberuntungan dalam hidup.
Hidup selamat
Keberuntungan
yang utama dalam hidup ini dengan beriman mengikuti gaya burung adalah memperoleh hidup selamat.
Dalam hal ini penderitaan dalam diri bisa berkurang perlahan lahan bila tekun
ingat berzikir atau mengucapkan nama Tuhan berulang-ulang. Keselamatan itu
datangnya dari Tuhan sesuai ayat suci berikut:
“Bagi mereka yang pikirannya
tertuju terus-menerus kepadaKu, Aku segera jadi penyelamat mereka dari
penderitaan dari makhluk fana(Bhagawadgita X-20).
Pada ayat
diatas Tuhan telah jelas berkata bahwa Tuhan
jadi penyelamat bagi umatnya dari penderitaan bila umatnya membawa
pikirannya terus-menerus menuju Tuhan.
Tuhanlah yang mengurangi penderitaan umatnya. Berzikir atau mengulang-ngulang
nama Tuhan itulah cara yang singkat membawa pikiran menuju Tuhan. Bagi orang
yang penuh penderitaan harus kuat-kuat berzikir setiap pagi dan sore hari atau
setiap saat...
Iman gaya Tikus, nasib
yang kelam
|
Melihat
sikapnya yang demikian yang tidak suka sembahyang dan tidak gemar dengan urusan
agama sesuai kitab suci atau bimbingan guru suci, sepertinya kehidupan semacam
tersebut menyerupai tikus yang gelap. Ada matahari memberi terang malah
tikusnya menjauh atau sembunyi, begitulah kehidupan orang yang tak gemar dengan
urusan agama. Dari sikap yang gelap bagaikan tikus tersebut lalu kata tikus
diacak-acak melahirkan kepanjangan kata tikus sebagai berikut:
1. Tikus
kepanjangannya “Tidak Ingat Kewajiban Untuk Sembahyang”.
2. Tikus
kepanjangannya “Tahunya Ingat Kumpulkan Uang Saja”
3. Tikus
kepanjangannya “Terus ingin korupsikan uang sedikit demi sedikit”
4. Tikus
kepanjangannya “Tahunya Ingat Kerjakan Upacara Saja”
Sesuai kepanjangan kata tikus tersebut orang
yang tidak gemar sembahyang wataknya seperti tikus iaitu tidak ingat kewajiban
untuk sembahyang. Dalam berkeyakinan
sesuai kepanjangan kata tikus keempat iaitu tahunya ingat kerjakan
upacara saja. Pikirannya disibukkan oleh kegiatan berupacara. Banyak daun dan
kayu-kayuan dikumpulkan untuk berupacara.
Karena sibuk berupacara pikirannya tidak dibawa menuju Tuhan dan
akhirnya kalau sudah sakit jadinya
berkepanjangan. Susah ada keselelamatan dari Tuhan sebab pikirannya
tidak dibawa ketuhan.
Dalam keimanan
gaya tikus yang gelap yang tidak suka dengan penerangan agama tidak mengenal
budaya zikir atau nguci seperti burung-burung. Kalau diberi penerangan agama
atau diajak kejalan terang malah dari mulut keluar kata-kata yang menyakitkan
hati seperti tikus menggigit kalau dipegang....akhirnya seorang penerang hanya
bisa menahan diri..
|
Gaya Burung Dara
Beriman gaya
burung Dara itu intinya diambil dari kepanjangan kata Dara iaitu Kesadaran. Kata kesadaran digabungkan dengan
kepanjangan kata Burung diperoleh pelajaran
“buru keberuntungan demi kesadaran bangkit. selanjutnya bila kesadaran telah bangkit maka keberuntungan akan selalu menyertai hidup.
Jadi beriman gaya burung dara adalah rajin berzikir, rajin sembahyang adalah demi untuk meningkatkan kesadaran diri. bersembahyang dan berzikir itu cara tuk meningkatkan kesadaran diri. Hidup dilandasi kesadaran diri akan membuat hidup dalam keberuntungan.
kesadaran”. Dalam hal ini semuai seisi keluarga
beramai-ramai seperti burung dara dilandasi kesadaran untuk memburu
keberuntungan dengan bersama-sama mau berzikir atau ngucapkan mantra suci
berulang-ulang..
Burung dara
disebut juga dengan nama burung merpati.
Kata merpati dipanjangkan menjadi “meraih pahala sejati”. pahala sejati dicapai melalui beriman gaya burung dara adalah meningkatnya kesadaran diri atau sadar dengan diri sendiri. setelah meningkatnya kesadaran diri dan sadar akan diri sendiri maka seseorang akan memperoleh hidup sesuai kepanjangan kata merpati iaitu "meraihsimpati". Dalam hal ini bila seseorang sadar diri pasti teman-teman akan simpati dan mau hidup bersama-sama..
Kehidupan hama pembawa
sial.
Hama adalah
makhluk pembawa sial bagi para petani, terutama hama tikus hanya semalam saja bisa
menghabiskan padi sampai berhektar-hektar. Petani dibuat benar benar apes bila
hama tikus mengganas. Kehidupan Hama pembawa sial tersebut sesuai kepanjangan
kata hama sebagai berikut:
|
2. Hama kepanjangannya “hanya
makan, maen, mabuk-mabukan, madat., penjelasannya nasib sial tersebut bisa datang
bila hidup hanya makan tak peduli larangan agama asal bisa dimakan. Nasib sial
bila hidup hanya maen seperti maen judi. Semalam saja maen uang bisa ludes sampai juta-jutaan dalam sekejap bagaikan
padi dihabiskan tikus dalam semalam. Sawah ladang bisa melayang karena maen
judi.
Maen perempuan
juga bisa membawa sial. Segudang harta warisan akan ludes bila dipakai maen
perempuan. Sialnya lagi kalau sudah terkena penyakit AIDS mau-tak mau hidup
sesuai kepanjangan kata AIDS iaitu “akhirnya ikhlas deh sengsara”. Ini namanya
nikmat membawa sengsara.
Mabuk-mabukan
atau minum minuman dan madat atau kecanduan rokok dan narkoba ini benar-benar
bisa membawa sial. Minum-minuman keras bisa merusak organ tubuh demikian pula
dengan mengkomsumsi narkoba. Satu hal lagi bila kecanduan dengan narkoba dan
sejenisnya membuat hidup sial berurusan dengan pihak berwajib.
Seperti
kehadiran hama tak disukai petani sekiranya kehidupan sesuai kepanjangan kata
hama tersebut tidak direstui oleh Tuhan dan ujung-ujungnya hidup jadi sial atau
kurang beruntung.....
|
rohani dari dalam hati terhalang.
Karena terhalang tubuh jadi loyo berkepanjangan walau sudah makan secukupnya.
Bila sudah loyo stamina melemah lalu mudah terserang penyakit....Berzikir
merupakan cara membersihkan pikiran tetapi karena mental hama tidak terbiasa
berzikir.
2. Hama kepanjangannya “hanya
makan, maen, mabuk-mabukan, madat., penjelasannya nasib sial tersebut bisa
datang bila hidup hanya makan tak peduli larangan agama asal bisa dimakan.
Nasib sial bila hidup hanya maen seperti maen judi. Semalam saja maen uang bisa
ludes sampai juta-jutaan dalam sekejap
bagaikan padi dihabiskan tikus dalam semalam. Sawah ladang bisa melayang karena
maen judi.
Maen perempuan
juga bisa membawa sial. Segudang harta warisan akan ludes bila dipakai maen
perempuan. Sialnya lagi kalau sudah terkena penyakit AIDS mau-tak mau hidup
sesuai kepanjangan kata AIDS iaitu “akhirnya ikhlas deh sengsara”. Ini namanya
nikmat membawa sengsara.
Mabuk-mabukan
atau minum minuman dan madat atau kecanduan rokok dan narkoba ini benar-benar
bisa membawa sial. Minum-minuman keras bisa merusak organ tubuh demikian pula
dengan mengkomsumsi narkoba. Satu hal lagi bila kecanduan dengan narkoba dan
sejenisnya membuat hidup sial berurusan dengan pihak berwajib.
Seperti
kehadiran hama tak disukai petani sekiranya kehidupan sesuai kepanjangan kata
hama tersebut tidak direstui oleh Tuhan dan ujung-ujungnya hidup jadi sial atau
kurang beruntung.....
|
Tidak ada komentar:
Posting Komentar